RPP Tematik SD Kls 1

RPP Tematik SD kls1 smt 1 :

1. RPP Tematik (..tmnklu) kls1sm1
2.RPP Tematik (Aku..) kls1sm1
3. RPP Tematik(..Kgmrku) kls1sm1
4. RPP Tematik(..Lingk) kls1sm1
5. RPP Tematik(..Lingku) kls1sm1
6. RPP Tematik(..lngku) kl1sm1
7. RPP Tematik(..Sekolahku) kls1sm1
8. RPP Tematik(..Sklhku) kls1sm1RPP Tematik(..Sklku) kls1sm1
10. RPP Tematik(..tmku) kl1sm1
11. RPP Tematik(..tmnku) kls1sm1
12. RPP Tematik(Aku,,) kls1sm1
13. RPP Tematik(AKU,,,) kls1sm1
14. RPP Tematik(AKU..) kls1sm1
15. RPP Tematik(Aku…) kls1sm1
16. RPP Tematik(Akudan…)kls1sm1
17. RPP Tematik(Kebrsh..) kls1sm1
18. RPP Tematik..(Tmnku) kls1sm1
19. RPP Tmtk(..kgmrku) kls1sm1
20. RPP Tmtk(kgmrku) kls1sm1

Buku BSE SD

Kelas IV_SD_Bahasa Indonesia_Kaswan Darmadi

Assalmualaikum…………..

Nuwun, ini aku :

siap bertugas

siap bertugas...

/280920091363.jpg”>tugas tambahan[/caption]

anak2ku

anak2ku

CERITA PILIHAN

CERITA HOROR ;

1. Semalam di Benteng Angker
Ana dan Ani adalah sepasang saudara kembar. Mereka bersekolah di SMA yang sama di Jakarta. Tahun ini mereka diwajibkan mengikuti study tour. Study tour kali ini mereka pergi ke sebuah tempat pariwisata yang berada di Jawa Tengah. Mereka sangat bersemangat untuk mengikuti study tour kali ini.Hari yang ditunggu-tunggu merekapun …

2. Sepucuk Surat Misterius
Sudah satu bulan merasakan kesepian tidak ada siapapun dirumah yang menemaniku bahkan teman pun aku tidak punya, sehingga aku sengaja tidak masuk sekolah selama 2 minggu. Sampai akhirnya aku mempunyai masalah dengan geng cewek disekolahku, padahal dari dulu aku selalu tidak punya masalah dengan geng itu, dan hanya karena aku …

3. The End
“Kematian adalah sesuatu yang pasti akan datang. Hanya saja waktu, tempat, dan bagaimana kita mati tak dapat kita ketahui. Permainan ini akan memberitahumu bagaimana kau mati dan kapan kau mati….”

4. Pocong Kembang Desa
Disuatu desa terpencil hidup sebuah keluarga yang dikaruniai seorang anak perempuan yang sangat cantik..anak itu bernama Hanum.Waktu pun berjalan dengan cepat, kini hanum telah menjadi gadis remaja yang sangat cantik. Banyak pemuda yang ingin ….

5. Kisah Bayi Mencari Malaikat
Suatu hari seorang bayi siap untuk dilahirkan ke
dunia. Dia bertanya kepada Tuhan:

CERITA- CERITA PILIHAN

Ibuku Kerasukan Iblis

Oleh : Qq

Siang itu langit begitu cerah, awan2 putih bak panu yang menumpang di tubuhku memayungi bumi yang telah terkontaminasi oleh tangan2 manusia tidak bertanggung jawab, begitu panas memanggang tubuhku yang terkulai tak berdaya di kamar tidur yang beratapkan langit dan beralaskan tanah hingga setengah matang, sampai aku merasa sudah merasa cukup untuk dihidangkan aku mulai beranjak dari peristirahatanku. Dengan nyawa yang belum jangkep dan abab basin aku menuju kamar mandi untuk memulai suatu kegiatan yang biasa disebut sebagai MANDI (adus), aku merasa perjalanan menuju kamar mandi sangatlah jauh padahal jaraknya cuma 4m dari tempat tidurku. Sesampainya di kamar mandi aku lihat sekeliling dengan sebelah mataku coz mata ini terasa berat untuk dibuka, bagaikan mbari mbegut sak kuintal.

Sesampai di kamar mandi, aku melihat sebuah sikat gigi beserta pasangannya dan sebuah gayung, tetapi aku tidak melihat air setetespun dari dalam bak mandi. Seketika aku komplain ke nyokap, “Mak’e banyune kok ga onok ….. yo’ opo seh iki“, kataku dengan logat yang medok namun berirama nada allegro C#sus. “I don’t know my dear, but u can take a bath at the river behind our village“, sahut nyokap. Awak cung… mo gimana lagi, mau ga mau aku harus mandi meskipun harus bergumbul dengan suatu benda yang dihasilkan oleh manusia melalui salah satu organ tubuh, yang biasa kita sebut dengan …. TAEK. Selesai mandi nyokap memberikan titah kepadaku yang isinya aku harus pergi kepasar untuk kula’an brambang, lalu nyokap berkata “pergilah nak dengan restuku“, “aku akan pergi Bu jika Ibu mau berjanji akan selalu kirim surat padaku“ sambungku. Lalu kepalaku dikeplak oleh nyokap sambil berkata “ndang nyengkreh’o, ojok kakean cangkem raimu“, kata nyokapku disambi nyawat berbagai macam kitchen hardware kearahku.

Dalam perjalanan menuju ke pasar, aku bertemu dengan cewek yang cukup menggemparkan dunia persilatan. Wes talah, pokok’e ANGAK HO…. NYENYEK TUN…. sampai2 aku tidak sadar menginjak ekor anjing yang sedang bereproduksi dengan anjing lawan jenisnya (NGGEBLEH ato NGENCOK), anjing itu lalu marah dan mengejarku. Aku kabur lalu sembunyi di sebuah rumah, apesnya rumah itu banyak anjingnya yang juga sak linting gandeng jembut anjing yang pertama, dan anjing2 itu lebih mengerikan, sangar, sadis dan yang pasti lebih hot dari pada anjing sebelumnya. Anjing2 itu mulai menggeram dan langsung mengejarku. Oh……. god apa dosaku , anjing2 itu terus mengejarku. Aku berlari dan terus berlari, sampai akhirnya aku kecebur got. Disaat aku tidak berdaya, mereka mulai menganiaya dan menyiksa tubuhku (BRUTAL TORTURE by DOG). Setelah puas, mereka meninggalkanku di TKP begitu saja layaknya korban pemerkosaan. Dengan tubuh penuh darah, luka dan noda sperma serta baju yang hanya menutupi kedua puting, aku melanjutkan perjalananku, aku tidak ingin mengecewakan nyokap dan aku tetap akan menyelesaikan misi ini walaupun nyawa taruhannya. Setelah melewati 99 halangan dan 33 rintangan akhirnya tiba juga dipasar dengan keadaanku yang sangat mengenaskan.
Sesampainya di pasar aku mencari keberadaan bandar brambang itu. setelah mencari beberapa lama, akhirnya ku temukan juga keberadaan bandar tersebut. Tidak ku sangka dan tidak pula ku duga ternyata bandar brambang tersebut adalah teman seperjuanganku saat aku masih umbelen. Kami melepas kerinduan dan ngomong panjang lebar yang juga biasa disebut NGGACOR. Setelah puas nggacor aku berpamitan, karena keasyikan ngobol aku sampai lupa membeli brambang pesanan nyokap.

Aku pulang dengan tangan kosong, waktu itu aku belum ingat kalau aku lupa membelikan pesanan nyokap. Sesampainya dirumah, nyokap menyambutku dengan senyuman. Karena melihat keadaanku yang sangat mengenaskan, nyokap bertanya kepadaku “hey, what’s up dude ?“, “what the hell is going on with you and where’s the fish the onion ?“ lanjut nyokap. “sudah lupa tuch“ jawabku sambil berlalu, “asyik ae es“, jawab nyokap dengan mengacungkan kedua jempol dan memperlihatkan senyum yang menyeringai serta memancarkan hawa membunuh yang begitu kuat.
Lalu mendadak, indera laba2ku merasakan sebuah pedang dengan panjang 3m dan lebar 50cm hampir mengenai leherku, detik itu juga aku reflek mencabut pedang matahari yang kusimpan didalam area sekitar setengah jengkal dibawah udel. Namun sial yang kucabut bulu jembut yang tumbuh secara liar dan ilegal. Beruntung aku memiliki ilmu dick hair sword (ngawur bahasa inggris’e) salah satu jurus di dunia persilatan yang mampu mengubah bulu jembut menjadi sekuat dan setajam pedang. Walaupun membutuhkan 592 helai bulu jembut yang kucabut dalam waktu 0,0001 detik, (jadi petal dech jembut aku) kutangkis serangan nyokap yang membabi buta sambil teriak “it’s me mom, i’m your own son”,
”I never have a ugly son like you, muthafisher”, jawab nyokap dibawah kendali iblis yang terus menerus menyerangku. Sambil menangkis serangan nyokap, aku berpikir apa harus kulakukan. Disaat genting seperti itu, muncul sosok wanita yang kukenal mengenakan bikini two pieces yang terbuat dari kulit dan mengenakan sepatu boot yang tinggi.

Dia adalah yuk pat, pembantu rumah tangga nyokap yang berusia sekitar 49tahun, berat badan 42kg, tinggi badan 155cm, gidal meduk, kelek mambu basin, dan full posh leg yang sangat ahli dalam ilmu umbaumba dan korakora (suatu ilmu yang wajib dikuasai dalam dunia ubab). Akan tetapi yuk pat yang bersenjatakan cikrak pembunuh naga itu melemparkan deadly cikraknya hingga mengenai kepalaku, membuatku pingsan seketika. Dalam 2 detik sisa kesadaranku yang perlahan menghilang, aku sempat berpikir bagaimana mungkin ksatria jembut hitam dikalahkan oleh mereka ? Apa kata orang ? Lalu aku merasa suasana gelap gulita. Inikah yang dinamakan semaput ? Apa yang akan mereka lakukan padaku ?

Hitam, sejauh mata memandang yang terlihat hanyalah warna hitam monoton.
Dimanakah aku berada? Apakah aku telah mati? ………. (dan 5 menit telah berlalu)
Lalu kutemukan jawaban mengapa semuanya hitam, ternyata mataku terpejam.
Setelah kubuka kedua mataku, dan aku terkejut setengah mati.Tubuhku dalam keadaan sangat mengenaskan, terikat gak karuan dengan posisi abstrak full sense of art. Tangan kananku melingkar kebelakang terikat dengan kaki kiri, kepala terikat gandeng dengan kaki kanan, tongkolku nylempit nang selet, ndog ku offside siji (mletet metu nang njobo’ne sempak),
lalu tangan kananku tergantung di plafon atap rumah, benar2 pose yang gak keren blas cok.

Dengan bersusah payah sekitar 5 jam kurang 630 detik, akhirnya aku bisa melepaskan diri.
Aku teringat bahwa tubuh dan pikiran ibuku dikuasai oleh iblis.
Beliau harus segera diselamatkan sebelum terlambat, aku harus segera menyusun
pasukan, strategi, dan formasi. Lalu kucoba menghubungi teman-temanku dengan cara telepati
menggunakan media sebuah benda kotak persegi kecil mungil yang ku beri nama “HENPON”.
Yang kuhubungi pertama kali adalah temanku CAK MAT,

dia mempunyai keahlian mendeteksi dan mengetahui segala hal. Tapi biasanya dia menggunakan keahliannya untuk memilih “barang baru” di lokalisasi Dolly dan sekitar, apakah barang itu baru, masih layak pakai atau sudah kadaluarsa.

Sayang seribu sayang tak kusangka dia gak bisa dihubungi, terpaksa aku mencarinya secara manual. Tidaklah sulit mencari seorang pria bujangan yang maniak, setelah bertarung mati-matian melawan godaan dan rayuan para wanita jalang akhirnya kutemukan cak mat. Tentu saja dengan cara menyamar pura’ pura’ kajange “MBALON”. Amatlah mudah bagi aku untuk memerankan seorang
yang maniak, karena kata teman-temanku wajahku itu kumus-kumus ndramus praen mesum (iku jarene, asline yo gak cok! arek-arek pancen nggateli). Saat cat mat kutemukan ternyata dia tidak sedang mbalon sendirian, dia ditemani oleh dua temanku LEK TI dan MAS BRUM.

Mengapa mereka terlibat mbalon bersama cak mat? Padahal mereka berdua anak baik-baik, Dan mengapa kini tongkolku ngaceng pengen mbalon? Mengapa semua ini terjadi? MENGAPA …? TIIIIIDAAAAAAAK !!! (berteriak dengan posisi berlutut di atas batu karang diterpa ombak lautan, tangan kiri memegang kepala yang menengadah, sedangkan tangan kanan ngeloco tongkol)

2 koma 058 detik kemudian …

(PLAK…, sebuah tapuk’an menyambar mulut seksiku dan langsung ndombleh lambe ku) “JANCOK, cangkemmu gak isok meneng yo?” seraya meng-combo cangkem ku dengan 12 tapuk’an dan 8 kaplok’an per detik.
Rupanya para customer atau mbaloners-mbaloners sejati merasa terancam dengan ketampananku dan serempak menyerangku dengan brutal, beruntung salah satu balon setempat berinisiatif mencari perhatian para tongkol belang dengan cara yang tidak wajar. Yaitu melucuti semua pakaian yang menutupi tubuhnya lalu menyanyikan lagu slave new world-nya sepultura sembari diiringi dengan gerakan tarian remo.
(WHAT THE fish … ???)
Setelah lolos dari maniak-maniak yang sedang terperangah oleh keindahan bentuk tempek yang menggeliat bergetar meneteskan ………………………………………. ???

JANCOK, KOK MALEH DADI KOYOK NGENE CRITANE?
“tak cepetno ae yo !!!”

Kini aku tlah berada diluar tempat biadab itu, akan tetapi….
ternyata kedua temanku masih berada didalam tempat keramat tersebut.
Apa yang harus aku lakukan? Mustahil bagiku untuk kembali memasuki tempat itu.
Disaat diriku sedang menangis meraung-raung meratapi nasib kedua temanku yang kebandang bawok keparat itu,
datanglah seorang pria, germo tetangga yang mengenalkan diri bernama ARRON G’WOK.

Berbadan gempal, berotot, mengenakan kaus kutang dengan attribut cincin emas sebesar bola basket, kalung bling-bling berbentuk ukiran tongkol, dan memakai topi petani (sakjane topi koboi, berhubung iki nang indonesia cok)

benar-benar menggambarkan profil seorang PROFESSIONAL PIMP, tapi tumpak’an ne GL Pro pretelan dudu’ Cadillac.
Lalu pria itu mendekatiku, membelai jembutku ….

i mean rambutku, dan membisikku dengan perlahan mesra.
“sudahlah, jangan biarkan jiwamu hanyut terbawa dalam kesedihan. Aku mengerti perasaanmu sebagai sesama”.
“bila mereka tidak mau menerima tubuh molekmu yang sudah tidak perawan lagi, aku bersedia menampungmu bahkan meminangmu”.

??????????????

………………….

…………………………

TOKOH, ILMUWAN

SITUSGURU…

Supardi,S.Pd

Bos-e situsguru...hehe

situsguru,adalah wadah guru untuk berkreativitas
situsguru,adalah wadah siswa untuk menimba ilmu juga
mengungkapkan pengalaman yang ada
situsguru, adalah wadah massa modern
yang setia memajukan pendidikan

untuk itu kami menunggu tulisan, karya seni, komentar dari anda…
kami tunggu

SITUSGURU

SITUSGURU

ILMUWAN DAN PENEMU

Alexander Fleming 6 Agustus 1881 – 11 Maret 1955
Penicillin (penisilin)

Sir Alexander Fleming adalah orang yang dikenal sebagai penemu penisilin (antibiotik untuk melawan bakteri).

Lahir di daerah pertanian Lochfield dekat Darvel, Skotlandia. Dia adalah anak ketiga dari empat orang bersaudara dan mempunyai empat orang saudara tiri lagi.

Fleming bersekolah di Loudoun Moor School dan Darvel School, kemudian selama dua tahun dia bersekolah di Kilmarnock Academy. Setelah bekerja di kantor jasa pengiriman selama empat tahun, Fleming yang berumur 20 tahun saat itu mewarisi sebagian harta dari pamannya. Kakak Fleming yang waktu itu adalah seorang dokter menyarankan agar adiknya mengikuti jejak karirnya, sehingga pada tahun 1901 Alexander Fleming kemudian mendaftarkan diri di Rumah Sakit St. Mary’s, London. Dia kemudian mendapatkan kualifikasi khusus untuk bersekolah di tahun 1906 dengan pilihan menjadi ahli bedah.

Alexander Fleming sendiri terkenal karena dia merupakan ahli peneliti yang sangat pandai, tetapi ceroboh dan laboratoriumnya sendiri sering terlihat berantakan. Tahun 1928, setelah pulang dari liburan panjang, Fleming baru teringat akan bakteri-bakteri dipiringan laboratorium lupa di simpan baik-baik, dan telah terkontaminasi dengan sejenis jamur. Beberapa piring laboratorium yang berisikan bakteri di buang, tetapi kemudian Fleming memperhatikan bahwa perkembangan bakteri pada daerah yang terkontaminasi oleh jamur tersebut menjadi terhambat. Fleming kemudian mengambil sampel contoh dari jamur tersebut dan menelitinya, dia menemukan bahwa jamur tersebut berasal dari genus Penicillium. Inilah sebabnya mengapa obat tersebut bernama penicillin atau penisilin (Indonesia).

Penemuan Fleming pada September 1928 menandai abad baru dalam dunia antibiotik modern. Fleming juga menemukan bahwa bakteri sendiri dapat mengembangkan resistansi dan daya tahan terhadap penisilin apabila penisilin yang digunakan sebagai antibiotik terlalu sedikit dan digunakan dalam jangka waktu yang pendek.

Karena penisilin waktu itu sangat sukar untuk dikembangkan, Fleming putus asa untuk mengembangkan antibiotik tersebut. Segera setelah Fleming tidak lagi mengembangkan penisilin, Howard Florey dan Ernst Chain mengambil alih pengembangan tersebut dan melakukan produksi besar-besaran dengan bantuan dana dari pemerintah Amerika dan Inggris.

Norman Heatley menyarankan bahwa dengan mentransfer bahan aktif penisilin kembali ke air dan mengubah tingkat asam-nya, akan cukup untuk memproduksi obat-obatan yang dapat dipakai untuk percobaan pada binatang.

Timbul satu pendapat bahwa “Tanpa Fleming, tidak ada Chain, tanpa Chain, tidak ada Florey, tanpa Florey, tidak ada Heatley, tanpa Heatley, tidak ada Penisilin.”

cerita anak

cerita dan dongeng

Grethel yang cerdik
Brothers Grimm

Grethel memanggang ayam

Dahulu kala ada seorang tukang masak yang bernama Grethel yang suka memakai sepatu bertumit merah, yang ketika keluar rumah selalu merasa bebas dan memiliki perasaan yang sangat baik. Ketika dia kembali ke rumah lagi, dia selalu meminum segelas anggur untuk menyegarkan diri, dan ketika minuman anggur tersebut memberi nafsu makan kepadanya, dia akan memakan makanan yang terbaik dari apapun yang dimasaknya hingga dia merasa cukup kenyang. Untuk itu dia selalu berkata “Seorang tukang masak harus tahu mencicipi apapun”.

Suatu hari tuannya berkata kepadanya “Grethel, saya menunggu kedatangan tamu pada malam ini, kamu harus menyiapkan sepasang masakan ayam”.
“Tentu saja tuan” jawab Grethel. Lalu dia memotong ayam, membersihkannya dan kemudian mencabuti bulunya, lalu ketika menjelang malam, dia memanggang ayam tersebut di api hingga matang. Ketika ayam tersebut mulai berwarna coklat dan hampir selesai dipanggang, tamu tersebut belum juga datang.

“Jika tamu tersebut tidak datang cepat” kata Grethel kepada tuannya, “Saya harus mengeluarkan ayam tersebut dari api, sayang sekali apabila kita tidak memakannya sekarang justru pada saat ayam tersebut hampir siap.” Dan tuannya berkata dia sendiri akan berlari mengundang tamunya. Saat tuannya mulai membalikkan badannya, Grethel mengambil ayam tersebut dari api.

“Berdiri begitu lama dekat api,” kata Grethel, “membuat kita menjadi panas dan kehausan, dan siapa yang tahu apabila mereka akan datang atau tidak! sementara ini saya akan turun ke ruang penyimpanan dan mengambil segelas minuman.” Jadi dia lari kebawah, mengambil sebuah mug, dan berkata, “Ini dia!” dengan satu tegukan besar. “Satu minuman yang baik sepantasnya tidak disia-siakan,” dia berkata lagi “dan tidak seharusnya berakhir dengan cepat,” jadi dia mengambil tegukan yang besar kembali. Kemudian dia pergi keatas dan menaruh ayam tadi di panggangan api kembali, mengolesinya dengan mentega. Sekarang begitu mencium bau yang sangat sedap, Grethel berkata, “Saya harus tahu apakah rasanya memang seenak baunya,” Dia mulai menjilati jarinya dan berkata lagi sendiri, “Ya.. ayam ini sangat sedap, sayang sekali bila tidak ada orang disini yang memakannya!”

Jadi dia menengok keluar jendela untuk melihat apakah tuan dan tamunya sudah datang, tapi dia tidak melihat siapapun yang datang jadi dia kembali ke ayam tersebut. “Aduh, satu sayapnya mulai hangus!” dan berkata lagi, “Sebaiknya bagian itu saya makan.” Jadia dia memotong sayap ayam panggang tersebut dan mulai memakannya, rasanya memang enak, kemudian dia berpikir,

“Saya sebaiknya memotong sayap yang satunya lagi, agar tuanku tidak akan menyadari bahwa ayam panggang tersebut kehilangan sayap disebelah.” Dan ketika kedua sayap telah dimakan, dia kembali melihat keluar jendela untuk mencari tuannya, tetapi masih belum juga ada yang datang.

“Siapa yang tahu, apakah mereka akan datang atau tidak? mungkin mereka bermalam di penginapan.”Setelah berpikir sejenak, dia berkata lagi “Saya harus membuat diri saya senang, dan pertama kali saya harus minum minuman yang enak dan kemudian makan makanan yang lezat, semua hal ini tidak bisa disia-siakan.” Jadia dia lari ke ruang penyimpanan dan mengambil minuman yang sangat besar, dan mulai memakan ayam tersebut dengan rasa kenikmatan yang besar. Ketika semua sudah selesai, dan tuannya masih belum datang, mata Grethel mengarah ke ayam yang satunya lagi, dan berkata, “Apa yang didapat oleh ayam yang satu, harus didapat pula oleh ayam yang lain, sungguh tidak adil apabila mereka tidak mendapat perlakuan yang sama; mungkin sambil minum saya bisa menyelesaikan ayam yang satunya lagi.” Jadi dia meneguk minumannya kembali dan mulai memakan ayam yang satunya lagi.

Tepat ketika dia sedang makan, dia mendengar tuannya datang. “Cepat Grethel,” tuannya berteriak dari luar, “tamu tersebut sudah datang!” “Baik tuan,” dia menjawab, “makanan tersebut sudah siap.” Tuannya pergi ke meja makan dan mengambil pisau pemotong yang sudah disiapkan untuk memotong ayam dan mulai menajamkannya. Saat itu, tamu tersebut datang dan mengetuk pintu dengan halus. Grethel berlari keluar untuk melihat siapa yang datang, dan ketika dia berpapasan dengan tamu tersebut, dia meletakkan jarinya di bibir dan berkata, “Hush! cepat lari dari sini, jika tuan saya menangkapmu, ini akan membawa akibat yang buruk untuk kamu; dia mengundangmu untuk makan, tetapi sebenarnya dia ingin memotong telingamu! Coba dengar, dia sedang mengasah pisaunya!”

Tamu tersebut, mendengarkan suara pisau yang diasah, berbalik pergi secepatnya. Dan Grethel berteriak ke tuannya, “Tamu tersebut telah pergi membawa sesuatu dari rumah ini!”.

“Apa yang terjadi, Grethel? apa maksud mu?” dia bertanya.

“Dia telah pergi dan membawa lari dua buah ayam yang telah saya siapkan tadi.”

Tuan dari Grethel mengejar tamunya “Itu adalah sifat yang buruk!” kata tuannya, dia merasa sayang pada ayam panggang tersebut; “dia mungkin mau menyisakan satu untuk saya makan.” Dan dia memanggil tamunya dan menyuruhnya untuk berhenti, tetapi tamu tersebut seolah-olah tidak mendengarnya; kemudian tuannya tersebut mulai berlari mengejar tamunya dengan pisau masih ditangan dan berteriak,”hanya satu! hanya satu!” dia bermaksud agar tamu tersebut setidak-tidaknya memberikan dia satu ayam panggang dan tidak membawa kedua-duanya, tetapi tamu tersebut mengira bahwa dia menginginkan satu telinganya, jadi dia berlari semakin kencang menuju kerumahnya sendiri.

cerita anak

cerita dan dongeng

Enam Serdadu
Brothers Grimm

Putri raja dan si Pelari yang tertidur

Pada suatu masa ada seorang pria yang hebat, dia telah membaktikan diri pada negara dalam perang, dan mempunyai keberanian yang luar biasa, tetapi pada akhirnya dia dipecat tanpa alasan apapun dan hanya memiliki 3 keping uang logam sebagai hartanya.

“Saya tidak akan diam saja melihat hal ini,” katanya; “tunggu hingga saya menemukan orang yang tepat untuk membantu saya, dan raja harus memberikan semua harta dari negaranya sebelum masalah saya dengan dia selesai.”

Kemudian, dengan penuh kemarahan, dia masuk ke dalam hutan, dan melihat satu orang berdiri disana mencabuti enam buah pohon seolah-olah pohon itu adalah tangkai-tangkai jagung. Dan dia berkata kepada orang itu,

“Maukah kamu menjadi orangku, dan ikut dengan saya?”

“Baiklah,” jawab orang itu; “Saya harus membawa pulang sedikit kayu-kayu ini terlebih kerumah ayah dan ibuku.” Dan mengambil satu persatu pohon tersebut, dan menggabungkannya dengan 5 pohon yang lain dan memanggulnya di pundak, dia lalu berangkat pergi; segera setelah dia datang kembali, dia lalu ikut bersama dengan pimpinannya, yang berkata,
“Berdua kita bisa menghadapi seluruh dunia.”

Dan tidak lama mereka berjalan, mereka bertemu dengan satu orang pemburu yang berlutut pada satu kaki dan dengan hati-hati membidikkan senapannya.
“Pemburu,” kata si pemimpin, “apa yang kamu bidik?”
“Dua mil dari sini,” jawabnya, “ada seekor lalat yang hinggap pada pohon Oak, Saya bermaksud untuk menembak mata kiri dari lalat tersebut.”
“Oh, ikutlah dengan saya,” kata si Pemimpin, “Bertiga kita bisa menghadapi seluruh dunia”

Pemburu tersebut sangat ingin ikut dengannya, jadi mereka semua berangkat bersama hingga mereka menemukan tujuh kincir angin, yang baling-baling layarnya berputar dengan kencang, walaupun disana tidak ada angin yang bertiup dari arah manapun, dan tak ada daun-daun yang bergerak.

“Wah,” kata si Pemimpin, “Saya tidak bisa berpikir apa yang menggerakkan kincir angin, berputar tanpa angin;” dan ketika mereka berjalan sekitar dua mil ke depan, mereka bertemu dengan seseorang yang duduk diatas sebuah pohon, sedang menutup satu lubang hidungnya dan meniupkan napasnya melalui lubang hidung yang satu.
“Sekarang,” kata si Pemimpin, “Apa yang kamu lakukan diatas sana?”
“Dua mil dari sini,” jawab orang itu, “disana ada tujuh kincir angin; saya meniupnya hingga mereka dapat berputar.”
“Oh, ikutlah dengan saya,” bujuk si Pemimpin, “Berempat kita bisa menghadapi seluruh dunia.”

Jadi si Peniup turun dan berangkat bersama mereka, dan setelah beberapa saat, mereka bertemu dengan seseorang yang berdiri diatas satu kaki, dan kaki yang satunya yang dilepas, tergeletak tidak jauh darinya.
“Kamu terlihat mempunyai cara yang unik saat beristirahat,” kata si Pemimpin kepada orang itu.
“Saya adalah seorang pelari,” jawabnya, “dan untuk menjaga agar saya tidak bergerak terlalu cepat Saya telah melepas sebuah kaki saya, Jika saya menggunakan kedua kaki saya, Saya akan jauh lebih cepat dari pada burung yang terbang.”
“Oh, ikutlah dengan saya,” kata si Pemimpin, “Berlima kita bisa menghadapi seluruh dunia.”

Jadi mereka akhirnya berangkat bersama, dan tidak lama setelahnya, mereka bertemu dengan seseorang yang memakai satu topi kecil, dan dia memakainya hanya tepat diatas satu telinganya saja.
“Bersikaplah yang benar! bersikaplah yang benar!” kata si Pemimpin; “dengan topi seperti itu, kamu kelihatan seperti orang bodoh.”
“Saya tidak berani memakai topi ini dengan lurus,” jawabnya lagi, “Jika saya memakainya dengan lurus, akan terjadi badai salju dan semua burung yang terbang akan membeku dan jatuh mati dari langit ke tanah.”
Oh, ikutlah dengan saya,” kata si Pemimpin; “Berenam kita bisa menghadapi seluruh dunia.”

Jadi orang yang keenam ikut berangkat bersama hingga mereka mencapai kota dimana raja yang menyebabkan penderitaannya akan memulai pertandingan dimana siapapun yang jadi pemenang akan dinikahkan dengan putrinya, tetapi siapapun yang kalah akan dibunuh sebagai hukumannya. Lalu si Pemimpin maju kedepan dan berkata bahwa satu dari orangnya akan mewakili dirinya dalam pertandingan tersebut.
“Kalau begitu,” kata raja, “hidupnya harus dipertaruhkan, dan jika dia gagal, dia dan kamu harus dihukum mati.”

Ketika si Pemimpin telah setuju, dia memanggil si Pelari, dan memasangkan kakinya yang kedua pada si Pelari.
“Sekarang, lihat baik-baik,” katanya, “dan berjuanglah agar kita menang.”

Telah disepakati bahwa siapapun yang paling pertama bisa membawa pulang air dari anak sungai yang jauh dan telah ditentukan itu akan dianggap sebagai pemenang. Sekarang putri raja dan si Pelari masing-masing mengambil kendi air, dan mereka mulai berlari pada saat yang sama; tetapi dalam sekejap, ketika putri raja tersebut berlari agak jauh, si Pelari sudah hilang dari pandangan karena dia berlari secepat angin. Dalam sekejap dia telah mencapai anak sungai, mengisi kendinya dengan air dan berlari pulang kembali. Ditengah perjalanan pulang, dia mulai merasa kelelahan, dan berhenti, menaruh kendinya dilantai dan berbaring di tanah untuk tidur. Agar dapat terbangun secepatnya dan tidak tertidur pulas, dia mengambil sebuah tulang tengkorak kuda yang tergeletak didekatnya dan menggunakannya sebagai bantal. Sementara itu, putri raja, yang sebenarnya juga pelari yang baik dan cukup baik untuk mengalahkan orang biasa, telah mencapai anak sungai juga, mengisi kendinya dengan air, dan mempercepat larinya pulang kembali, saat itu dia melihat si Pelari yang telah tertidur di tengah jalan.

“Hari ini adalah milik saya,” dia berkata dengan gembira, dan dia mengosongkan dan membuang air dari kendi si Pelari dan berlari pulang. Sekarang hampir semuanya telah hilang tetapi si Pemburu yang juga berdiri di atas dinding kastil, dengan matanya yang tajam dapat melihat semua yang terjadi.

“Kita tidak boleh kalah dari putri raja,” katanya, dan dia mengisi senapannya, mulai membidik dengan teliti dan menembak tengkorak kuda yang dijadikan bantal dibawah kepala si Pelari tanpa melukai si Pelari. Si Pelari terbangun dan meloncat berdiri, dan melihat banya kendinya telah kosong dan putri raja sudah jauh berlari pulang ke tempat pertandingan dimulai. Tanpa kehilangan keberaniannya, dia berlari kembali ke anak sungai, mengisi kendinya kembali dengan air, dan untuk itu, dia berhasil lari pulang kembali 10 menit sebelum putri raja tiba.

“Lihat,” katanya; “ini adalah pertama kalinya saya benar-benar menggunakan kaki saya untuk berlari”

Raja menjadi jengkel, dan putrinya lebih jengkel lagi, karena dia telah dikalahkan oleh serdadu biasa yang telah dipecat; adn mereka berdua sepakat untuk menyingkirkan serdadu beserta pengikutnya bersama-sama.

“Saya punya rencana,” jawab sang Raja; “jangan takut tetapi kita harus mendiamkan mereka selama-lamanya.” Kemudian mereka menemui serdadu dan pengikutnya, mengundang mereka untuk makan dan minum; dan sang Raja memimpin mereka menuju ke sebuah ruangan, yang lantainya terbuat dari besi, pintunya juga terbuat dari besi, dan di jendelanya terdapat rangka-rangka besi; dalam ruangan itu ada sebuah meja yang penuh dengan makanan.
“Sekarang, masuklah kedalam dan buatlah dirimu senyaman mungkin,” kata sang Raja.

Ketika serdadu dan pengikutnya semua masuk, dia mengunci pintu tersebut dari luar. Dia kemudian memanggil tukang masak, dan menyuruhnya untuk membuat api yang sangat besar dibawah ruangan tersebut hingga lantai besi menjadi sangat panas. Dan tukang masak tersebut melakukan apa yang diperintahkan oleh Raja, dan keenam orang didalamnya mulai merasakan ruangan menjadi panas, tapi berpikir bahwa itu karena makanan yang mereka makan, seiring dengan suhu ruangan yang bertambah panas, mreka menyadari bahwa pintu dan jendela telah dikunci rapat, mereka menyadari rencana jahat sang raja untuk membunuh mereka.

“Bagaimanapun juga, dia tidak akan pernah berhasil,” kata laki-laki dengan topi kecil; “Saya akan membawa badai salju yang akan membuat api merasa malu pada dirinya sendiri dan merangkak pergi.”

Dia lalu memasang topinya lurus diatas kepala, dan secepat itu badai salju datang dan membuat semua udara panas menjadi hilang dan makanan menjadi beku diatas meja. Setelah satu atau dua jam berlalu, Raya menyangka bahwa mereka telah terbunuh karena panas, dan menyuruh untuk membuka kembali pintu ruangan tersebut, dan masuk kedalam untuk melihat keadaan mereka. Ketika pintu terbuka lebar, mereka berenam ternyata selamat dan terlihat mereka telah siap untuk keluar untuk menghangatkan diri karena ruangan tersebut terlalu dingin dan menyebabkan makanan di meja menjadi beku. Dengan penuh kemarahan, raja mendatangi tukang masak, mencaci dan menanyakan mengapa tukang masak itu tidak melaksanakan apa yang diperintahkan.

“Ruangan tersebut cukup panas; kamu mungkin bisa melihatnya sendiri,” kata tukang masak. Sang Raja melihat kebawah ruangan besi tersebut dan melihat api yang berkobar-kobar di bawahnya, dan mulai berpikir bahwa keenam orang itu tidak dapat disingkirkan dengan cara itu. Dia mulai memikirkan rencana baru, jadi dia memanggil serdadu yang menjadi pemimpin tersebut dan berkata kepadanya,

“Jika kamu tidak ingin menikahi putri saya dan memilih harta berupa emas, kamu boleh mengambilnya sebanyak yang kamu mau.”

“Baiklah, tuanku Raja,” jawab si Pemimpin; “biarkan saya mengambil emas sebanyak yang dapat dibawa oleh pengikutku, dan saya tidak akan menikahi putrimu.” Raja setuju bahwa si Pemimpin akan datang dalam dua minggu untuk mengambil emas yang dijanjikan. Si Pemimpin memanggil semua penjahit yang ada di kerajaan tersebut dan menyuruh mereka untuk membuat karung yang sangat besar dalam dua minggu. Dan ketika karung itu telah siap, orang kuat (yang dijumpai mencabut dan mengikat pohon) memanggul karung tersebut di pundaknya dan menghadap sang Raja.

“Siapa orang yang membawa buntalan sebesar rumah di pundaknya ini?” teriak sang Raja, ketakutan karena memikirkan banyaknya emas yang bisa dibawa pergi. Dan satu ton emas yang biasanya diseret oleh 16 orang kuat, hanya di panggulnya di pundak dengan satu tangan.

“Mengapa tidak kamu bawa lebih banyak lagi? emas ini hanya menutupi dasar dari kantung ini!” Jadi raja menyuruh untuk mengisinya perlahan-lahan dengan seluruh kekayaannya, dan walaupun begitu, kantung tersebut belum terisi setengah penuh.
“Bawa lebih banyak lagi!” teriak si Kuat; “harta-harta ini belum berarti apa-apa!” Kemudian akhirnya 7000 kereta yang dimuati dengan emas yang dikumpulkan dari seluruh kerajaan berakhir masuk dalam karungnya.
“Kelihatannya belum terlalu penuh,” katanya, “tetapi saya akan membawa apa yang bisa saya bawa.” walaupun dalam karung tersebut masih tersedia ruangan yang kosong.
“Saya harus mengakhirinya sekarang,” katanya; “Jika tidak penuh, sepertinya lebih mudah untuk mengikatnya.” Dan orang kuat itu lalu menaikkan karung tersebut dipunggungnya dan berangkat pergi bersama dengan teman-temannya.

Si Peniup meniup pasukan yang mengejar merekaKetika sang Raja melihat semua kekayaan dari kerajaanya dibawa oleh hanya satu orang, dia merasa sangat marah, dan dia memerintahkan pasukannya untuk mengejar keenam orang itu dan merampas kembali karung itu dari si Kuat.

Dua pasukan kuda segera dapat mengejar mereka, memerintahkan keenam orang itu untuk menyerah dan menjadi tawanan, dan mengembalikan kembali karung harta itu atau dibunuh.

“Menjadi tawanan, katamu?” kata orang yang bisa meniup, “mungkin kalian perlu menari-nari di udara bersama-sama,” dan menutup satu lubang hidungnya, dan meniupkan napas melalui lubang yang satunya, pasukan tersebut beterbangan melewati atas gunung. Tetapi komandan yang memiliki sembilan luka dan merupakan orang yang pemberani, memohon agar mereka tidak dipermalukan. Si Peniup kemudian menurunkannya perlahan-lahan dan memerintahkan agar mereka melaporkan ke sang Raja bahwa pasukan apapun yang dikirim kan untuk mengejar mereka, akan mengalami nasib yang sama dengan pasukan ini. Dan ketika sang Raja mendapat pesan tersebut, berkata,

“Biarkanlah mereka; mereka mempunyai hak atas harta itu.” Jadi keenam orang itu membawa pulang harta mereka, membagi-bagikannya dan hidup senang sampai akhir hayat mereka.

tulisan…

AIDS

tulisan sahabat

ini tulisannya………Apakah HIV itu